Kamis, 14 Maret 2013

Ngusep Lubang

Lubang dalam peristilahan bahasa sunda adalah sejenis ikan yang hidup di sungai-sungai dan atau sidat dalam bahasa indonesia,  bentuk fisik memanjang dan sangat licin seperti belut, rasanya lebih gurih dibandingkan dengan belut malah rasanya cenderung mendekati rasa ikan lele (dari rasa dapat dikatakan rajanya rasa ikan), diperkirakan jumlahnya  sedikit dan masih jarang dibudidayakan dan diperjualbelikan.

Tempo dulu mana kala penggunaan Portas belum begitu diawasi, orang menangkap lubang dengan menggunakan portas,  hal tersebut karena lubang hidupnya memang bersembunyi di dalam lubang-lubang yang di aliri air dan hanya sesekali muncul kepermukaan itu pun saat malam hari untuk mencari makan, namun dewasa ini pengunaan portas sangat dilarang di samping memang harganya juga relatip mahal dan sulit didapat.
Menangkap lubang dengan menggunakan portas secara satuan, yaitu dengan cara mengucek portas pada saluran pemasukan air (inlet) pada lobang bebatuan di sungai yang diperkirakan sebagai lobang (rumah tempat bersembunyinya ikan lubang), biasanya inlet tersebut ada di sawah yang posisinya di atas sungai dan lobang tersebut bermuara di sungai, bilamana di dalam lobang tersebut terdapat ikan, niscara iakannya akan keluar dalam keadaan mabuk dan mudah ditangkap . Kalau secara masal  maka aplikasi portasnya secara sekaligus dalam jumlah banyak dikucek di hulu sungai  sehingga air yang telah tercemar dengan cairan portas akan  mengalir ke muara yang sekaligus juga berbagai ikan yang ada di sungai tersebut akan mabuk (teracuni) dan menjadi mudah di tangkap.

Dewasa ini orang lebih suka menangkap lubang dengan cara diusep/pancing, dan ngusep lubang relatip lebih bersipat hiburan karena hobi, dan kalau kebetulan sedang beruntung bisa berhasil yang utama adalah sensasinya dari pada hasil materinya itu sendiri adalah hal nomor dua. Untuk dapat berhasil ngusup lubang maka hal-hal yang patut diperhatikan adalah :

1.  Tidak semua lobang bebatuan di sungai dihuni ikan lubang(sidat) dan yang diperkirakan dihuni adalah:
    • Lobang bebatuan tersebut brsifat sebagai saluran air (ada aliran air) yang terus menerus, dan diperkirakan panjang/dalam,
    • Tidak bersifat curam tapi melandai dan diperkirakan berongga di dalamnya,
    • Pada autletnya dipermukaan bisa diamati, biasanya kalau lobangnya dihuni biasanya akan terlihat sisa-sisa makanan atau buangan dari penghuninya berupa cangkang siput atau cangkang kepiting,
2. Coba colok-colok lobang bebatuan tsb. dengan ranting yang agak panjang, bila masuk agak dalam      mungin    itu kreterianya,
 
3.Cabut ranting tersebut  dan pasangi umpan lalu masukan lagi, kalau kebetulan lobang tersebut ada penghuninya biasanya dari reaksi terhadap umpan yang dipasang di ujung ranting tadi maka dapat diprediksi kira-kira apa yang ada di dalamnya.

4.  Jika diprediksi yang menghuni lobang tersebut adalah lubang  maka  coba masukan pancing yang sudah diberi umpan, niscaya kalau lagi beruntung pancing tesebut akan strike dan memberikan sensasi yang luar biasa antara tarikan yang sangat kuat berpadu dengamn rasa khawatir takut lepas.

Lebih lanjut untuk lebih berhasil ngusup lubang yaitu dengan cara menyebar pancing sebanyak-banyak  pada cekungan  sungai (leuwi) / diteger  yang diperkirakan ada lubangnya, dan biasanya disebar menjelang terbenam matahari/menjelang malam, karena lubang bersifat nokturnal (aktif di malam hari), lalu satu jam kemudian dapat di cek dan kalau lagi beruntung satu atau lebih biasanya ada yang mengena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar