Selasa, 26 Maret 2013

Memijahkan Ikan Gurame

PENDAHULUAN
Ikan gurami merupakan ikan asli Asia Tenggara yang penyebarannya meliputi beberapa wilayah Indonesia seperti Pulau Jawa, Sumatra & Kalimantan. Pada habitat awalnya ikan ini merupakan asli sungai ataupun rawa, ikan gurami merupakan herbivora atau pemakan daun-daunan, dan termasuk ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirint.
Ikan gurami terkenal dengan pertumbuhan yang lambat sehingga hal ini memberikan peluang bagi para pembudidaya untuk lebih mengembangkan cara budidaya yang baik, praktis dan efisien untuk mempercepat laju pertumbuhan ikan gurami. Kegiatan pemeliharaan ikan gurami terbagi atas segmentasi pemeliharaan yang panjang, mulai dari proses pemijahan yang menghasilkan telur hingga proses pendederan mencapai beberapa tahapan pendederan.


HABITAT
 
• Digolongkan ikan DATARAN RENDAH dan OMNIVORA
• Habitat alami : Sungai, Danau dan Rawa
• Temperatur optimum 27-30 °C, pH 7-8, kandungan oksigen 4-5 ppm.
• Lebih menyukai kolam, dengan dasar tanah
• Menyukai air yang tenang dengan kedalaman 70-100 cm
• Peka terhadap cahaya terutama pada malam hari dan perubahan kualitas air mendadak
• Kebiasaan makan mempunyai sifat yang cenderung kearah aktif pada kondisi menjelang gelap
• Menyukai pakan yang ada di permukaan
• Hindari penangkapan saat hujan

MORFOLOGI INDUK BETINA DAN INDUK JANTAN

URAIAN                              BETINA                                           JANTAN

Dahi                                 Tidak ada Penonjolan                        Ada Penonjolan

Dasar Sirip                       Gelap/Kehitaman                               Terang
Dada

Tutup Insang                     Putih Kecoklatan                               Kekuningan

Sirip Ekor                         Ujung sirip ekor                                 Ujung sirip tampak rata,
                                         tampak melengkung &                       bila ditidurkan bergerak-gerak
                                         tidak bergerak                                   ke atas

Induk Gurami Betina

Induk Gurami Jantan
 
PEMILIHAN INDUK SIAP PIJAH
Ciri-ciri induk jantan siap pijah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal, dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang dengan perut membentuk sudut tumpul, bila bagian perut ditekan akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis, dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuh lebih terang dan bentuk perutnya besar bulat, bila bagian perut ditekan kearah kelamin akan mengeluarkan telur berwarna putih.
Selajutnya perlu dipahami  bahwa tidak semua induk siap pijah merupakan indukan gutrame yang baik, biasanya  indukan gurame yang baik  mempunyai kreteria tersendiri salah satunya adalah untuk indukan gurame jantan relatip badannya pleksibel/lentur dan biasanya khusus indukan harga sangat mahal. 

PEMIJAHAN
Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukurannya tergantung jumlah induk yang dimiliki, ukuran minimumya 20 m2 dan maksimum dapat mencapai 1000 m2 dengan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m. Kolam induk sebaiknya dekat dengan kolam pemijahan sehingga memudahkan proses pemindahan induk ikan. Padat tebar induk ikan gurami diusahakan 1 ekor induk ikan yang bobotnya 3-5 kg per ekor sebaiknya memiliki areal untuk bergerak bebas seluas 5 m2. Penebaran induk dilakukan dengan perbandingan 1 ekor jantan yang bobotnya mencapai 3-5 kg dan 3 ekor betina yang bobotnya minimal 3 kg.
Ikan Gurame kalau memang sudah siap memijah yang sudah matang gonad biasanya  juga dengan sendirinya akan membuat sarang walaupun bukan dalam kolam  khusus, hal ini sah-sah saja namun perlu di pahami bahwa jikalau ikan gurame memijah/membuat sarang dalam kolam  secara liar maka ikan jenis lainnya bersifat predator  jadi manakala sarang tidak segera dipindahkan niscaya telur-telur gurame tersebut dapat dimakan oleh ikan  yang bersifat kanibal  seperti ikan mujair. HGal demikin juga juga  biasanya hasil  pemijahan berupa telurnya  disamping relatip sedikit juga biasanya kurang bagus yaitu tingkat penetasannya  sangat rendah.

Proses pemijahan biasanya akan berlangsung yang diawali 1 minggu pertama induk jantan telah memulai membuat sarang, lamanya membuat sarang lebih kurang 6 hari kemudian induk betina yang sudah siap pijah memiliki naluri akan segera berpijah setelah sarangya siap, terjadinya proses pemijahan selama 2-3 hari, induk betina segera mengeluarkan telur-telurnya dan secara bersamaan pula induk jantan menyemprotkan sperma dan terjadi proses pembuahan telur oleh sperma jantan. Proses perkawinan akan diakhiri apabila jantan telah menutup sarang, dengan ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses pemijahan dapat diamati pula dengan melihat pemukaan kolam yang ada sarang guraminya terlihat keluar banyak minyak dipermukaan air dan tecium bau amis dan juga bahwa  kalau sudah memijah maka  mulut sarang gurame  biasanya ditutupi oleh ranting dan dedadunan.
PENETASAN TELUR
Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa ember atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan perbandingan 5 cc obat untuk 5 liter air. Selanjutnya sarang dan ember tersebut dibawa ke tempat penetasan.
Penetasan dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam akuarium. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay oksigen dan setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat. Biasanya telur gurami akan menetas setelah 36-41 jam.
PEMELIHARAAN LARVA
Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara dalam paso atau baskom  dan  atau  media yang relatip cukup  besar dapat berupa drum, memiliki  kelebihan daya  tampungnya/volume  airnya lebih banyak sehingga  suhu relatip stabil. Selama 8-10 hari sampai kuning telur habis. Bila penetasan dilakukan di dalam akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan  namun yang harus diamati adalah tingkat kepadatan, jadi jika terlihat terlalu padat maka perlu dibagi dua  ketempat lainnya. Selama pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk membersihkan air dari minyak yang dihasilkan saat penetasan. Suhu dipertahankan pada kisaran 29-30 derajat celcius.
Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember. Larva dimasukkan ke dalam ember bersama air dari tempat penetasan sehingga larva tidak stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau tempat pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan dan air media pendederan atau kolam tidak begitu mencolok.
PEMBERIAN PAKAN
Pakan mulai diberikan setelah larva berumur 8-10 hari atau setelah kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang bisa berupa artemia, kutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera. Jenis pakan yang diberikan ini disesuaikan dengan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali sehari.
Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan sebanyak 2 sendok makan untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika sudah semakin besar, kepadatan larva dalam satu akuarium dapat dikurangi. Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI 
Berikut ini beberapa permasalahan yang sering ditemui dalam usaha pembenihan ikan gurami :

1. Induk Malas Memijah
    Induk gurami yang telah matang gonad kadang-kadang tidak mau memijah. Hal ini sebagian besar diakibatkan karena kondisi lingkungan kolan yang tidak nyaman bagi indukan atau indukan belum benar-benar matang gonad. Cara mengatasinya adalah dengan memijahkan induk yang benar-benar telah matang gonad dan kolam pemijahan jangan terlalu padat, cukup 40 ekor/1000 m2 atau bisa juga dengan perbandingan 3 betina : 1 jantan untuk kolam dengan ukuran 4m x 3m.

2. Jumlah Telur Sedikit
    Hal ini bisa disebabkan oleh umur induk yang terlalu muda. Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan induk jantan yang  telah berumur 4 tahun dan induk betina yang berumur 3 tahun.

3. Telur Tidak Menetas
 
 Telur yang tidak menetas bisa disebabkan oleh kualitas induk yang kurang bagus dan penanganan sarang yang salah sehingga telur mati. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan induk yang kualitasnya benar-benar memenuhi syarat sehingga telur yang dihasilkan bagus mutunya dan tidak mengangkat baskom atau ember begitu saja akan tetapi sarang diangkat bersama dengan air kolam pemijahan agar telur tidak terkontaminasi dengan udara luar.

4. Tubuh Benih Berwarna Hitam
 
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan velvet yang menyebabkan kulit benih menjadi berwarna gelap dan berlendir. Pemicunya adalah karena suhu air penetasan terlalu rendah. Hal ini dapat diatasi dengan pemasangan pemanas atau heater untuk menjaga suhu air media penetasan tetap pada kisaran yang sesuai.

PROSPEK PEMBENIHAN  GURAME

Ikan gurame relatip memiliki nilai jual tinggi, demikian juga  halnya dengan benih ikan gurame yang mana pada umumnya benih gurame dijual satuan dengan harga tertetu sesuai dengan tingkat/segmen ukurannya dari mulai  telur, larva, benggol/coin, garfit, kepalan dll sudah laku terjual.

Dengan demikian kalau saja segala kendala dalam proses  pemijahan gurame dapat diatasi dan bisa menghasilkan kwalitas bibit gurame yang baik niscaya akan sangat menjajikan bagi pelaku usahanya.  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar