PENDAHULUAN
Ikan gurami merupakan ikan asli Asia Tenggara yang penyebarannya  meliputi beberapa wilayah Indonesia seperti Pulau Jawa, Sumatra &  Kalimantan. Pada habitat awalnya ikan ini merupakan asli sungai ataupun  rawa, ikan gurami merupakan herbivora atau pemakan daun-daunan, dan  termasuk ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirint.
Ikan gurami terkenal dengan pertumbuhan yang lambat sehingga hal ini  memberikan peluang bagi para pembudidaya untuk lebih mengembangkan cara  budidaya yang baik, praktis dan efisien untuk mempercepat laju  pertumbuhan ikan gurami. Kegiatan pemeliharaan ikan gurami terbagi atas  segmentasi pemeliharaan yang panjang, mulai dari proses pemijahan yang  menghasilkan telur hingga proses pendederan mencapai beberapa tahapan  pendederan.
 
HABITAT
• Digolongkan ikan DATARAN RENDAH dan OMNIVORA
• Habitat alami : Sungai, Danau dan Rawa 
• Temperatur optimum 27-30 °C, pH 7-8, kandungan oksigen 4-5 ppm.
• Lebih menyukai kolam, dengan dasar tanah
• Menyukai air yang tenang dengan kedalaman 70-100 cm
• Peka terhadap cahaya terutama pada malam hari dan perubahan kualitas air mendadak
• Kebiasaan makan mempunyai sifat yang cenderung kearah aktif pada kondisi menjelang gelap
• Menyukai pakan yang ada di permukaan
• Hindari penangkapan saat hujan
MORFOLOGI INDUK BETINA DAN INDUK JANTAN
URAIAN BETINA JANTAN
Dahi Tidak ada Penonjolan Ada Penonjolan
Dasar Sirip Gelap/Kehitaman Terang
Dada
Tutup Insang Putih Kecoklatan Kekuningan
Sirip Ekor Ujung sirip ekor Ujung sirip tampak rata,
tampak melengkung & bila ditidurkan bergerak-gerak
tidak bergerak ke atas
| Induk Gurami Betina | 
| Induk Gurami Jantan | 
PEMILIHAN INDUK SIAP PIJAH
Ciri-ciri induk jantan siap pijah adalah adanya benjolan di kepala  bagian atas, rahang bawah yang tebal, dan tidak adanya bintik hitam pada  kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang  dengan perut membentuk sudut tumpul, bila bagian perut ditekan akan  mengeluarkan sperma berwarna putih. Sedangkan induk betina yang siap  pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah  tipis, dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuh  lebih terang dan bentuk perutnya besar bulat, bila bagian perut ditekan  kearah kelamin akan mengeluarkan telur berwarna putih.
Selajutnya perlu dipahami bahwa tidak semua induk siap pijah merupakan indukan gutrame yang baik, biasanya indukan gurame yang baik mempunyai kreteria tersendiri salah satunya adalah untuk indukan gurame jantan relatip badannya pleksibel/lentur dan biasanya khusus indukan harga sangat mahal.
Selajutnya perlu dipahami bahwa tidak semua induk siap pijah merupakan indukan gutrame yang baik, biasanya indukan gurame yang baik mempunyai kreteria tersendiri salah satunya adalah untuk indukan gurame jantan relatip badannya pleksibel/lentur dan biasanya khusus indukan harga sangat mahal.
PEMIJAHAN
Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan.  Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukurannya tergantung jumlah  induk yang dimiliki, ukuran minimumya 20 m2 dan maksimum dapat mencapai  1000 m2 dengan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m. Kolam induk sebaiknya  dekat dengan kolam pemijahan sehingga memudahkan proses pemindahan induk  ikan. Padat tebar induk ikan gurami diusahakan 1 ekor induk ikan yang  bobotnya 3-5 kg per ekor sebaiknya memiliki areal untuk bergerak bebas  seluas 5 m2. Penebaran induk dilakukan dengan perbandingan 1 ekor jantan  yang bobotnya mencapai 3-5 kg dan 3 ekor betina yang bobotnya minimal 3  kg.
Ikan Gurame kalau memang sudah siap memijah yang sudah matang gonad biasanya  juga dengan sendirinya akan membuat sarang walaupun bukan dalam kolam  khusus, hal ini sah-sah saja namun perlu di pahami bahwa jikalau ikan gurame memijah/membuat sarang dalam kolam  secara liar maka ikan jenis lainnya bersifat predator  jadi manakala sarang tidak segera dipindahkan niscaya telur-telur gurame tersebut dapat dimakan oleh ikan  yang bersifat kanibal  seperti ikan mujair. HGal demikin juga juga  biasanya hasil  pemijahan berupa telurnya  disamping relatip sedikit juga biasanya kurang bagus yaitu tingkat penetasannya  sangat rendah.
Proses pemijahan biasanya akan berlangsung yang diawali 1 minggu pertama  induk jantan telah memulai membuat sarang, lamanya membuat sarang lebih  kurang 6 hari kemudian induk betina yang sudah siap pijah memiliki  naluri akan segera berpijah setelah sarangya siap, terjadinya proses  pemijahan selama 2-3 hari, induk betina segera mengeluarkan  telur-telurnya dan secara bersamaan pula induk jantan menyemprotkan  sperma dan terjadi proses pembuahan telur oleh sperma jantan. Proses  perkawinan akan diakhiri apabila jantan telah menutup sarang, dengan  ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses pemijahan dapat diamati pula  dengan melihat pemukaan kolam yang ada sarang guraminya terlihat keluar  banyak minyak dipermukaan air dan tecium bau amis dan juga bahwa  kalau sudah memijah maka  mulut sarang gurame  biasanya ditutupi oleh ranting dan dedadunan.
PENETASAN TELUR
Pengambilan sarang yang berisi telur dilakukan secara berhati-hati  dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan sebaiknya  sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa ember  atau baskom yang berisi air dan diberi Metheline Blue dengan  perbandingan 5 cc obat untuk 5 liter air. Selanjutnya sarang dan ember  tersebut dibawa ke tempat penetasan.
Penetasan dapat dilakukan di dalam paso atau baskom maupun di dalam  akuarium. Air di dalam baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay  oksigen dan setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak  menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat. Biasanya  telur gurami akan menetas setelah 36-41 jam.
PEMELIHARAAN LARVA
Setelah telur menetas, larva dapat dipelihara dalam paso atau baskom  dan  atau  media yang relatip cukup  besar dapat berupa drum, memiliki  kelebihan daya  tampungnya/volume  airnya lebih banyak sehingga  suhu relatip stabil. Selama 8-10 hari sampai kuning telur habis. Bila penetasan dilakukan di  dalam akuarium, pemindahan larva tidak perlu dilakukan  namun yang harus diamati adalah tingkat kepadatan, jadi jika terlihat terlalu padat maka perlu dibagi dua  ketempat lainnya. Selama  pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan untuk  membersihkan air dari minyak yang dihasilkan saat penetasan. Suhu  dipertahankan pada kisaran 29-30 derajat celcius.
Pemindahan larva dari lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan  dapat dilakukan dengan menggunakan baskom atau ember. Larva dimasukkan  ke dalam ember bersama air dari tempat penetasan sehingga larva tidak  stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau tempat pendederan dilakukan  pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan  dan air media pendederan atau kolam tidak begitu mencolok.
PEMBERIAN PAKAN
Pakan mulai diberikan setelah larva berumur 8-10 hari atau setelah  kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yang bisa  berupa artemia, kutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera. Jenis  pakan yang diberikan ini disesuaikan dengan bukaan mulut larva.  Frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali sehari.
Untuk larva yang dipelihara di akuarium, pemberian pakan dapat diberikan  sebanyak 2 sendok makan untuk 1000 ekor larva setiap pemberian. Ketika  sudah semakin besar, kepadatan larva dalam satu akuarium dapat  dikurangi. Larva yang dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara  hingga menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAM USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI 
Berikut ini beberapa permasalahan yang sering ditemui dalam usaha pembenihan ikan gurami :
1. Induk Malas Memijah
    Induk gurami yang telah matang gonad kadang-kadang tidak mau  memijah. Hal ini sebagian besar diakibatkan karena kondisi lingkungan  kolan yang tidak nyaman bagi indukan atau indukan belum benar-benar  matang gonad. Cara mengatasinya adalah dengan memijahkan induk yang  benar-benar telah matang gonad dan kolam pemijahan jangan terlalu padat,  cukup 40 ekor/1000 m2 atau bisa juga dengan perbandingan 3 betina : 1  jantan untuk kolam dengan ukuran 4m x 3m.
2. Jumlah Telur Sedikit
    Hal ini bisa disebabkan oleh umur induk yang terlalu muda. Untuk  mengatasinya adalah dengan menggunakan induk jantan yang  telah berumur 4  tahun dan induk betina yang berumur 3 tahun.
3. Telur Tidak Menetas
Telur yang tidak menetas bisa disebabkan oleh kualitas induk yang kurang bagus dan penanganan sarang yang salah sehingga telur mati. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan induk yang kualitasnya benar-benar memenuhi syarat sehingga telur yang dihasilkan bagus mutunya dan tidak mengangkat baskom atau ember begitu saja akan tetapi sarang diangkat bersama dengan air kolam pemijahan agar telur tidak terkontaminasi dengan udara luar.
4. Tubuh Benih Berwarna Hitam
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan velvet yang menyebabkan kulit benih menjadi berwarna gelap dan berlendir. Pemicunya adalah karena suhu air penetasan terlalu rendah. Hal ini dapat diatasi dengan pemasangan pemanas atau heater untuk menjaga suhu air media penetasan tetap pada kisaran yang sesuai.
PROSPEK PEMBENIHAN GURAME
Ikan gurame relatip memiliki nilai jual tinggi, demikian juga halnya dengan benih ikan gurame yang mana pada umumnya benih gurame dijual satuan dengan harga tertetu sesuai dengan tingkat/segmen ukurannya dari mulai telur, larva, benggol/coin, garfit, kepalan dll sudah laku terjual.
Dengan demikian kalau saja segala kendala dalam proses pemijahan gurame dapat diatasi dan bisa menghasilkan kwalitas bibit gurame yang baik niscaya akan sangat menjajikan bagi pelaku usahanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar