Penggemukan sapi
adalah usaha pemeliharaan ternak dengan cara mengandangkan secara terus-menerus
selama periode tertentu yang bertujuan meningkatkan produksi daging dengan mutu
yang lebih baik sebelum ternak dipotong. Untuk itu kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi
dengan baik, sehingga mampu memacu peningkatan bobot badan sapi dalam waktu
singkat.
Sistem penggemukan
sapi di Indonesia dikenal dengan sistem kereman. Penggemukan sapi dengan
sistem kereman dilakukan dengan cara menempatkan sapi-sapi dalam kandang
terus-menerus selama beberapa bulan. Sistem ini tidak begitu berbeda dengan penggemukan sapi
dry lot, kecuali tingkatnya yang masih sangat sederhana. Pemberian makan
dan air minum dilakukan dalam kandang yang sederhana selama berlangsungnya
proses penggemukan. Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan dan
konsentrat dengan perbandingan yang tergantung pada ketersediaan hijauan dan
pakan konsentrat. Apabila hijauan tersedia banyak maka hijauanlah yang
diberikan lebih banyak diberikan. Sebaliknya, apabila pakan konsentrat
mudah diperoleh, tersedia banyak, dan harganya relatif murah maka pemberian
konsentratlah yang diperbanyak. Namun, ada pula peternak yang hanya
memberikan hijauan saja tanpa pemberian konsentrat ataupun pakan lainnya.
Sudah barang tentu hal ini dapat dilakukan pada daerah-daerah yang masih
potensial menyediakan hijauan.
Pengertian konsentrat
dalam penggemukan sapi sistem kereman adalah sederhana, yakni hanya terdiri
dari satu jenis dan paling banyak dua jenis bahan pakan saja. Misalnya,
konsentrat itu hanya berupa dedak padi saja atau ampas tahu, ataupun hasil
ikutan industri pertanian lainnya. Adapula yang membuat konsentrasi itu
berupa campuran dedak padi dengan ubi kayu yang dilumatkan dan kemudian
direndam dalam air panas dalam beberapa saat.
Penggemukan sapi
dengan sistem kereman ini terdapat di Indonesia, beberapa faktor yang mendukung
berkembangnya usaha penggemukan dengan sistem kereman di beberapa daerah, yaitu
:
1. Bakalan
sapi untuk penggemukan cukup tersedia dan relatif mudah diperoleh,
2. Ketersediaan
hijauan, termasuk limbah pertanian, cukup potensial dan tersedia sepanjang
tahun,
3. Ketersediaan
ikutan industri pertanian seperti ampas tahu, ampas brem, ampas nanas, dan
sebagainya cukup potensial dan tersedia sepanjang tahun,
4. Kotoran
sapi berupa pupuk kandang sangat diperlukan untuk memupuk tanaman pertanian
penduduk. Pada umumnya sapi bakalan yang digunakan untuk penggemukan
dengan sistem kereman adalah sapi jantan yang telah berumur sekitar 1-2 tahun
dalam kondisi kurus. Lama penggemukan berkisar 3-6 bulan.
Pertambahan
berat badan yang dijadikan pada penggemukan sapi sistem kereman sangat
bervariasi dan terutama tergantung pada pakan atau ransum yang diberikan.
5. Pertambahan bobot dapat mencai rata-rata 0,8 kg/hari. Dari penelitian yang
telah dilakukan pada sapi peternakan ongol dan jantan sapi perah juga diperoleh
rata-rata pertambahan bobot masing-masing adalah 0,52 kg/hari dan 0,4 kg/hari
dengan hanya memberikan hijauan saja tanpa ada penambahan konsentrat.
Apabila ransum yang diberikan hanya hijauan saja maka pertambahan bobot badan
yang dicapai tidak akan setinggi pertambahan bobot badan yang mendapat ransum
berupa hijauan dan konsentrat.
Anda berminat investasi di ternak sapi.......... Info lebih lanjut dan konfirmasi dapat menghubungi di nomor 085320407387 (as), 087725590512 ( xl), 08880182462 (smart), trasfer modal melalui rek bri : 4061-01-004416-53-4, atau mandiri melalui rek no 131-00-1101369-7, an. E. NURHAYATI
Anda berminat investasi di ternak sapi.......... Info lebih lanjut dan konfirmasi dapat menghubungi di nomor 085320407387 (as), 087725590512 ( xl), 08880182462 (smart), trasfer modal melalui rek bri : 4061-01-004416-53-4, atau mandiri melalui rek no 131-00-1101369-7, an. E. NURHAYATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar